Senin, 24 Maret 2014

Sebentar Lagi Pemilu

Sebentar lagi pemilu, banyak caleg dan capres pada tebar janji. Yang sebelumnya tak pernah terjun ke masyarakat, kini tiap hari blusukan di tengah-tengah warga, sekedar mencari simpati, atau memang tulus dari hati mencoba mendengar keluh kesah tetangga. Hemm, nampaknya memang sudah menjadi kebiasaan para calon wakil rakyat ini, dengan segala daya upaya mereka berusaha menarik simpati masyarakat sekitar, ada yang bagi-bagi kaos, mendatangi pengajian-pengajian, ada yang peduli dengan kesehatan warga sehingga mengadakan fogging untuk membasmi nyamuk, ada yang berorasi, kampanye dll,  macam-macamlah caranya. Namun tujuannya sama : memenangkan pemilihan. Perkara nanti kalau sudah menang urusan belakangan, yang penting menang dulu.
Memilih memang hak kita sebagai warganegara, tidak memilih juga merupakan hak kita, namun hendaknya kita pergunakan hak kita dengan sebaik-baiknya, pilihlah pilihanmu yang menurutmu memang pantas untuk dipilih. Coba ingat-ingat 5 th yang lalu, kira-kira masih ingatkah kita dengan nama caleg yang kita pilih? kalau memang kita pilih sesuai hati nurani, tentunya kita tak akan lupa, tapi kalau hanya sekedar asal memilih, paling-paling sekarang kita sudah tak lagi ingat nama orang yang dulu kita pilih.
Seorang muslim akan mengacu pada salah satu ayat di dalam Al-Quran :
"Athi'ullah wa athi'urrasul wa ulil amri minkum"
"Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu" (Surat An-Nissa ayat 59).
Athi'ullah wa athi'urrasul = memiliki sifat mutlak taat (athi'u) kepada Allah dan Rasul.
wa ulil amri minkum = tidak mutlak/wajib taat kepada ulil amri, terlebih jika pemimpin menyuruh kita untuk berbuat maksiat.
Dari itulah, kita wajib mengenal orang yang akan kita pilih / kita beri kepercayaan untuk menjadi wakil rakyat bahkan menjadi pemimpin negara kita. 
Hati-hati dengan segala bentuk aksi mencari simpati, tebar janji, blusukan yang semata karena pencitraan.
Dan jangan mau suara kita dibeli untuk sebuah pemenangan perorangan, karena jika dari bawah saja kita sudah menanamkan sikap mudah dipengaruhi dengan iming-iming uang, lantas apa jadinya kelak jika kita jadi pemimpin?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar